Laman

Minggu, 24 Juni 2018

Waspada Baby blues



Tadi pagi seorang teman cerita tentang tetangganya yang baru melahirkan anak pertamanya mengalami stress dan depresi berat dan berakhir dengan dirawat di RS jiwa, pemicu depresinya karena suaminya sering marah padanya karena bayinya rewel serta ibu mertuanya pun bersikap kurang baik pada ibu itu. 

Mendadak teringat buku kisah nyata yang pernah saya baca tentang kejadian beberapa tahun lalu di houston amerika seorang ibu membunuh kelima anaknya ( terkecil usia 6 bulan) dengan menenggelamkan mereka di bathup karena si ibu menderita baby blues dan depresi berat sedangkan suaminya sering seharian lembur di kantor NASA.

Juga kejadian Seorang ibu muda di jombang yang membunuh ketiga anaknya ( yang paling kecil usia 4 bulan) dengan racun dan kemudian dia bunuh diri, penyebabnya karena suaminya menikah lagi sehingga dia merasa tidak sanggup merawat anak2 nya.

Bagaimana seorang ibu yang paling manusiwi dan penyayang di dalam keluarga bisa tega membunuh anak2 kandungnya? 

Sindroma baby blues  muncul pasca melahirkan, dimana hormon kehamilan menurun dan diganti hormon untuk menyusui, perubahan hormonal dalam tubuh ini bisa menimbulkan efek kurang nyaman dan memicu perasaan2 negatif, khawatir tidak bisa menjadi ibu yang baik bagi bayi, serta kewalahan berperan sebagai ibu.

Saat saya dulu masih mahasiswa praktek di RSJ juga banyak menemui pasien yang dirawat karena post partum psikosa alias depresi berat pasca melahirkan. 

Ibu2, pernahkah setelah melahirkan anda muncul rasa cemas dan ketakutan tidak mampu merawat serta membesarkan anak dengan baik? Atau merasa sedih tanpa penyebab, sering menangis tanpa sebab dan merasa depresi? Atau mudah marah dan muncul rasa takut yang tidak jelas?
Bisa jadi itu adalah gejala baby blues.

Kasus ibu di jombang, wanita 26 tahun tersebut merupakan sosok yang introvet atau tertutup. Sehingga dia tidak pernah memberitahukan permasalahan yang dihadapi kepada orang lain. Ditambah mendengar kabar suaminya menikah lagi menambah stress dan depresi berkepanjangan serta tidak mendapat dukungan dari keluarga.

Perjuangan seorang ibu tidak hanya saat melahirkan saja. Pasca melahirkan itu saat terberat yang harus dilaluinya. 
Bayangkan saja sakitnya jahitan di jalan lahir atau bekas SC, belum sakitnya rahim yang sering kali masih berkontraksi, nyeri payudara yang mengeras karena air susu yang belum keluar dengan lancar, merawat bayi, mengendongnya saat menangis bahkan harus melekan sepanjang malam. Belum lagi pekerjaan rumah dan cucian yang menumpuk... Masyaallah... itulah perjuangan seorang ibu.. butuh dukungan... 

Pelajaran bagi suami dan orang-orang terdekat, agar selalu mendampingi seorang ibu yang baru saja melahirkan. Jangan dibiarkan sendirian, karena stresnya bukan main. Kalaupun suami berhalangan, usahakan ada orang dekat lainnya yang mendampingi istrinya.

Hai para suami.. jadilah suami yang peka terhadap istri anda, dia baru saja mempertaruhkan nyawanya dalam persalinan demi melahirkan buah cintanya dengan Anda. Banjiri istri Anda dengan ucapan romantis dan manis, untuk menyenangkan hatinya. Bantulah dia dalam merawat bayi dan menyelesaikan pekerjaannya. Bukankah di dalam islam adalah sunnah membantu pekerjaan rumah istri?

Hai para ibu dan ibu mertua.. jangan selalu menyalahkan pekerjaan anak/menantu anda,berikan perhatian padanya yang baru saja melahirkan cucu anda, cukupkan dengan mendengarkan keluh kesahnya, dan juga berikan semangat kepadanya. Lalu katakan padanya bahwa ia sudah melakukan semuanya dengan baik. 

Hai para ibu bayi.. Selalu berdoa kepada Allah Ta'ala agar diberi taufik dan kemudahan dalam menjalankan kewajiban kita sebagai seorang ibu. Jangan malu untuk curhat masalah kecemasan dan hal2 yang anda risaukan kepada orang terdekat. Tanamkan pada diri untuk selalu bersikap ikhlas dan tulus berperan sebagi ibu baru. Ingatlah balasan yang akan kita dapat di akhirat kelak. 
Luangkan waktu yang menyenangkan saat bayi anda tidur, misalkan dengan istirahat tidur dan relax sambil mendengarkan murotal.

Wallahu a'lam bishowab..


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar