Batuk pada anak mungkin terlihat seperti penyakit yang
ringan, tapi tetap tidak boleh dianggap enteng. Pada dasarnya batuk adalah sebuah refleks yang pusat pengaturannya
berada di otak. Refleks batuk juga merupakan salah satu sistem
pertahanan tubuh terhadap benda asing yang masuk ke saluran napas. ketika tersedak, ketika terkena infeksi flu, infeksi saluran pernapasan, lendir yang berlebihan pun
akan dibatukkan oleh tubuh. Untuk mengatasi batuk pada anak, sebelumnya kita perlu mengenali dulu apa penyebabnya. Apakah karena asma, bronkiolitis, croup,
atau sekadar influenza. Untuk itu sebaiknya kita perlu mengenal jenis2 batuk pada anak, agar kita
tahu bagaimana menanganinya dan mengetahui pula kapan sebaiknya kita meminta
bantuan medis.
1. Batuk
“Menggonggong” atau Menyalak
Batuk
seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan pada
larings dan trakea yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam hari,
atau yang paling sering adalah infeksi pernapasan atas akibat virus. Pada
anak kecil, saluran napas yang kecil akan semakin menyempit ketika mengalami
peradangan. Pita suara pun akan membengkak sehingga anak mengalami kesulitan
bernapas. Anak usia kurang dari 3 tahun paling sering menderita croup. Croup
dapat muncul mendadak di tengah malam, sehingga orang tua pun khawatir.
Walaupun kebanyakan kasus dapat ditangani di rumah, apabila anak dicurigai
mengalami croup, hubungilah dokter untuk mendiskusikan kondisinya. Batuk ini
disebabkan oleh alergi, perubahan suhu udara dan juga infeksi saluran
pernapasan bagian atas. Batuk ini bisa menyerang anak tiba-tiba, khususnya
pada malam hari dan menjelang subuh saat anak tidur.
|
2. Batuk
Rejan (Whooping Cough)
|
Batuk
yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah ketika kita mengambil
nafas. Batuk seperti ini disebabkan oleh bakteri pertusis, yang dapat menular
melalui percikan cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi, yang
dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa. Bunyi “whoop” adalah bunyi
yang terjadi setelah batuk, yaitu pada saat anak tersebut berusaha menarik
napas dalam setelah batuk terus-menerus selama berberapa kali. Jika anak
mengeluarkan bunyi “whoop” (yang terdengar seperti “hoop”) setelah batuk
terus-menerus sebanyak beberapa kali, kemungkinan besar ada gejala pertusis
(batuk rejan) terutama jika anak anda belum menerima vaksinasi
difteri/tetanus/pertusis (DTP/DTaP). Di lain pihak, bayi yang menderita
pertusis biasanya tidak mengeluarkan bunyi “whoop” setelah episode batuk
yang panjang, tetapi bayi seperti ini dapat kekurangan oksigen atau bahkan
berhenti napas karena penyakit ini. Pada bayi dan anak yang masih sangat
kecil, pertusis dapat mematikan. Oleh karena itu, segera hubungi dokter.
|
|
3. Batuk
dengan Mengi
|
Batuk
yang disertai bunyi mengi saat anak mengeluarkan udara napas, ini mungkin
menandakan adanya suatu “sumbatan” di jalan napas bawah. Sumbatan ini dapat
disebabkan oleh pembengkakan akibat infeksi pernapasan (seperti
bronkiolitis atau pneumonia), asma, atau akibat adanya suatu yang
tersangkut di jalan napas. Pada keadaan seperti ini, hubungilah dokter,
kecuali kalau anak anda sudah sering mengalami masalah ini dan anda telah
mempunyai obat, seperti inhaler atau nebulizer, disertai dengan petunjuk
penggunaan obat tersebut untuk menangani asma di rumah. Apabila anak tidak
membaik dengan pengobatan tersebut, hubungi dokter.
|
|
4.
Stridor
|
Berbeda
dengan mengi, stridor merupakan suara napas yang berisik dan kasar yang
terdengar pada saat anak menghirup napas. Jika terdengar stridor, segera
hubungi dokter. Stridor, paling sering disebabkan oleh pembengkakan di
jalan napas atas, biasanya akibat croup karena virus. Namun, kadang-kadang
dapat juga timbul akibat adanya benda asing yang menyumbat jalan napas atau
akibat infeksi yang lebih berat yaitu epiglotitis. Epiglotitis rnerupakan
keadaan yang mengancam jiwa, dimana epiglotis mengalami pembengkakan dan
menutupi aliran udara ke paru. Penyebab pembengkakan epiglotis yang paling
sering adalah adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib).
Namun, epiglotitis dapat juga timbul karena penyebab lain seperti luka
bakar karena air panas, cedera di tenggorokan, dan berbagai infeksi virus
dan bakteri.
|
|
5. Batuk
Mendadak
|
Jika anak
batuk tiba-tiba, mungkin anak tersedak makanan atau minuman masuk ke saluran napas atau ada sesuatu (misalnya
potongan makanan, muntahan, atau mungkin mainan atau uang logam) yang tersangkut di tenggorokannya atau jalan napasnya. Batuk membantu
membersihkan dan membebaskan jalan napas dari sumbatan tersebut. Batuk
dapat berlangsung hingga semenit atau hanya sebentar saja diakibatkan
tenggorokan atau jalan napasnya teriritasi. Jika batuk tidak
kunjung reda atau justru menjadi sulit bernapas, hubungi dokter. Jangan membersihkan tenggorokannya dengan jari anda karena dapat mendorong sumbatan yang ada semakin jauh ke bawah ke pipa
udara.
|
|
Banyak
batuk yang memburuk pada malam hari. Hal ini karena pada saat anak
berbaring di tempat tidur, sumbatan pada hidung dan sinus mengalir ke
tenggorokan dan menimbulkan iritasi. Keadaan ini umumnya tidak
mengkhawatirkan kecuali bila sampai mengganggu tidur si anak. Asma juga
dapat mencetuskan batuk malam hari karena jalan napas kita cenderung lebih
sensitif dan menjadi lebih mudah teriritasi pada malam hari.
|
|
|
7. Batuk
disertai Pilek (Colds)
|
Kebanyakan
pilek (colds) disertai dengan batuk. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika
saat anak anda pilek, ia juga mengalami batuk (kering atau berdahak). Batuk
ini biasanya berlangsung selama 1 minggu ketika gejala pilek (colds)
lainnya telah mereda.
|
|
8. Batuk
dengan Demam
|
Jika anak
batuk, dengan demam yang tidak tinggi dan hidung beringus, kemungkinannya
adalah ia menderita pilek (colds) biasa. Di lain pihak, batuk yang disertai
39 derajat Celcius atau lebih tinggi dimana anak tampak lesu dan napasnya
cepat, pikirkan kemungkinan pneumonia. Pada kasus ini, hubungi dokter
sesegera mungkin.
|
|
|
Perawatan dirumah
Ada beberapa
hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membuat anak lebih nyaman saat ia
sedang batuk. Namun, konsultasi ke dokter tetap diperlukan pada keadaan-keadaan
seperti yang telah dijelaskan di atas.
- Jika anak menderita asma,
pastikan bahwa anda telah menerima petunjuk penanganan asma dari dokter
anak. Pantau perkembangan anak dengan seksama selama serangan asma dan
berikan obat-obat asma sesuai petunjuk dokter.
- Jika anak -hidungnya tersumbat,
bersihkan hidungnya sebelum memberikan makanannya.
- Jika anak anda mengalami colds (batuk pilek),
beristirahatlah di rumah. Hal ini akan membantu penyembuhannya dan
menghindarkan penularan pada orang lain. Ingat, cuci tangan merupakan hal
yang penting untuk mencegah penularan.
- Jika anak terbangun pada malam
hari dengan batuk seperti menggonggong, bawa anak ke kamar mandi, tutup
pintu, dan putar keran shower air hangat selama beberapa menit hingga
memenuhi bathtub. Jika tidak ada shower air hangat, anda dapat memasukkan
air panas ke dalam ember dan biarkan ruangan menjadi penuh uap. Duduklah
bersama anak di lantai kamar mandi selama sekitar 20 menit. Uap air akan
membantu anak bernapas lebih mudah.
- Bacakanlah buku cerita supaya
anak merasa nyaman.
- Jaga agar lingkungan tetap
lembab (AC justru membuat ruangan menjadi kering).
- Minuman dingin seperti jus
dapat memberi rasa nyaman. Hindari minuman bersoda atau minuman asam
karena dapat merangsang saluran cerna.
- Jangan berikan anak (terutama
bayi dan anak kecil) obat-obat batuk yang dijual bebas tanpa petunjuk
khusus dari dokter.
- Untuk mengurangi produksi lendir/riak, berikan minum air hangat yang banyak, bila masih bayi gunakan bantal agak tinggi, jangan gunakan obat batuk yg mengandung penekan batuk codein atau dekstrometorfan (DMP)
- Batuk
yang berat pada anak seringkali merangsang refleks muntah. Biasanya, hal ini
tidak membahayakan kecuali jika muntah berkelanjutan. Anak yang batuk dengan
pilek (colds)/ flu atau asma, bisa muntah apabila lendir mengalir ke lambung
dan menyebabkan mual. Perlu diingat, keadaan ini dapat merupakan hal yang biasa
dan tidak berbahaya.
- Sebagai
alternatif penyembuhan, bisa menggunakan madu yang khasiatnya sudah
diakui para dokter. Selain lebih aman untuk mengatasi batuk pada anak, madu
juga lebih efektif daripada dextromethorphan—kandungan utama dalam obat batuk.
- Lamanya batuk yang diderita si anak juga perlu diwaspadai. Jika batuknya berlangsung hingga 1-2 minggu, harus diperhatikan karena
kemungkinan merupakan gejala infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Sedangkan jika lebih dari 2 minggu
dianggap sebagai infeksi saluran pernafasan kronik yang harus di konsultasikan pada dokter.
- Batuk pada
anak perlu diwaspadai jika disertai : Demam tinggi sampai 39°C dan
lebih dari 3 hari, lesu dan bernapas cepat, dadanya sesak ,bibir wajah dan lidah kebiruan, berdarah. Segera di periksakan ke klinik kesehatan.
Semoga info ini bermanfaat. Lets to be smarter and wiser moms to our beloved children (n_n)
Wallahu'alam bishowab^^
sources:
http://kidshealth.org/parent/general/eyes/childs_cough.html
http://www.patient.co.uk/health/Coughs-and-Colds-in-Children.htm
raisingchildren.net.au/articles/cough.html
www.mehtachildcare.com/diseases/cough.htm
www.smallcrab.com/anak-anak/862-sepuluh-jenis-batuk-pada-anak
Artikel Terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar