Laman

Minggu, 26 April 2015

Cara mendekteksi suatu berita hoax (bohong) di media sosial

Bismillah..

Sekedar mengingatkan, alangkah baiknya konfirmasi dulu sebelum Anda retweet, forward, shared atau broadcast suatu berita di media sosial. Jangan bangga menjadi terdepan mengabarkan berita sensasional yang isinya belum tentu benar. Sebab, pesan berantai diinternet sulit sekali pengendalian penyebarannya dan justru sangat membahayakan jika hanya merupakan hoax ( bohong ).
Sekilas sih maksudnya baik. Kita mencoba berbagi informasi agar masyarakat bisa lebih waspada, tetapi apa yang terjadi? Justru orang akan makin kalut akibat pesan berantai yang tdak jelas kebenarannya. Jika memang berita tidak terklarifikasi dengan benar, alangkah baiknya jika pesan informasi tersebut berhenti di tangan kita dan tidak perlu disebarkan lagi.

Lantas, bagaimana mengindikasi sebuah pesan tersebut adalah hoax?

Cara yang paling mudah mengenali ciri-ciri berita hoax adalah dengan membaca secara cermat dan menyeluruh pada setiap bangunan kata dan kalimat yang disusun.  Kemudian menandai kejanggalan – kejanggalan dengan pedoman berikut ini:

Berita pertama kali didistribusikan melalui email, mailing list, forum, blog, facebook, yang kemudian disebarluaskan via twitter.
Isinya bertentangan dengan logika umum dan ilmu pengetahuan atau terdapat kontradiksi dengan fakta yang sudah umum diketahui.
Menggunakan istilah yang terkesan ilmiah, yang memanfaatkan ketidaktahuan/keawaman pembaca.
Bangunan kalimat yang mendorong pembaca untuk menyebarluaskan pesan tersebut.
Sumber berita tidak jelas identitasnya.
Tidak ada link sumber untuk informasi yang dianggap penting. Penulis yang baik pasti mencantumkan sumber ilmiah dalam tulisannya. Jika tidak dicantumkan sumber, maka waspadalah terhadap keilmiahan artikel tersebut.
Setelah berita tersebut ditandai pada bagian-bagian yang dianggap janggal, bila dirasa hanya berdampak kecil atau sebagai hiburan saja, maka kita bisa menyetop penyebarannya pada kita. Tidak perlu menyebarluaskannya.

Namun, bila berita tersebut berdampak besar, membuat masyarakat resah, maka sikap kita sebagai warga negara yang baik adalah membantu menciptakan suasana kondusif kembali melalui upaya pembuktian kebenaran berita tersebut ke masyarakat. Langkah-langkah mencari kebenaran informasi adalah sebagai berikut:

Pertama, informasi melalui apa pun, sebaiknya ditanyakan kepada pihak yang mengetahui betul persoalannya. Kita bisa menghubunginya langsung melalui akun sosial media miliknya, cari informasi tentang akun twitter atau facebook pihak terkait yang berhubungan dengan isi berita tersebut untuk mendapatkan konfirmasi lebih cepat. Menelepon langsung juga bisa.

Kedua, bila tidak mempunyai akses komunikasi dengan pihak terkait untuk langkah pertama, kita bisa langsung searching via google di internet. Bandingkan berbagai informasi yang sama terkait dengan berita yang diterima. Bisa jadi saat kita melakukan pencarian, ternyata sudah ada link informasi atas klarifikasi berita tersebut. Sebagai pertimbangan, pastikan berita yang kita investigasi tersebut telah dimuat pada kantor-kantor berita besar, bukan blog pribadi atau forum bebas yang tidak jelas kredibilitasnya.

Untuk investigasi berita yang memuat gambar, Google juga menyediakan fitur Google Image sebagai petunjuk darimana pertama kali gambar tersebut berasal.

Ketiga, periksa sumber. Sumber biasanya dicantumkan di akhir tulisan. Penulis yang baik dan bertanggungjawab atas isi tulisannya biasanya mencantumkan sumber tulisannya. Kecuali tulisan tersebut hanyalah opini pribadi, bukan berita investigasi. Bangunlah korespondensi dengan sumber tersebut bila ia memiliki akun sosial media.

Keempat, bila informasi tersebut berupa artikel yang terkesan ilmiah dan masuk akal yang mengutip pendapat dari ilmuwan ternama, maka pastikan kebenaran artikelnya melalui sumber-sumber primer dunia ilmiah. Misalnya jurnal ilmiah/akademis yang diterbitkan institusi ilmiah tertentu, artikel yang terdapat pada website resmi perguruan tinggi, dan buku-buku teks akademis. Kita beruntung karena Google menyediakan fitur Google Scholar dan Google Books untuk memudahkan pencarian jurnal atau buku ilmiah.

Kelima, mencoba mengetikkan kata kunci artikel dalam bahasa Inggris. Beberapa artikel hoax kebanyakan bermula dari luar negeri. Maka cobalah mengecek artikel yang Anda curigai hoax di situs-situs luar negeri. Banyak berita hoax yang sudah dibuktikkan ke-hoax-annya oleh situs luar negeri. Namun, oleh penyebar hoax lokal, hoax tersebut diterjemahkan, diangkat lagi, bahkan dimodifikasi isinya seperti perubahan nama pelaku dan tempat untuk konsumsi masyarakat Indonesia.Ada dua media asing yang paling bertanggung jawab dalam penyebaran hoax artikel-artikel ilmiah di Indonesia, yaitu The Onion (http://www.theonion.com/) dan Weekly World News (http://weeklyworldnews.com/). Bila sebuah informasi yang setelah ditelusuri pangkalnya adalah berasal dari situs tersebut, maka patut diduga hoax. Sekedar informasi, The Onion adalah website yang berisi berita-berita parodi.

Mari sama-sama menjadi orang yang tidak mudah tertipu oleh sebuah berita. Mari bersikap kritis dan skeptis terhadap seluruh informasi yang diterima, sekalipun informasi itu berasal dari sumber yang paling kredibel. Sikap kritis dan skeptis akan membawa kita untuk selalu ingin tahu. Sifat selalu ingin tahu akan membangkitkan semangat belajar sehingga pengetahuan juga semakin bertambah.

Wallahualam bishawab.



Baca Terusannya »»  

Minggu, 05 April 2015

Kewajiban ta'at pada pemerintahan yang sah


Bismillah... Sedzolim2nya pemerintah, selama pemerintah tidak mengajak kita untuk murtad kepada Allah maka walaupun dengan rasa sakit hati dan ngomel-ngomel dalam hati, kita tetap dianjurkan untuk mentaati dan tunduk pada aturan-aturan pemerintah. Haram bagi seorang yg memegang teguh sunnah untuk memberontak pada pemerintah yang sah.
Allah telah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk taat kepada penguasanya betapa pun jelek dan zalimnya mereka. Tentunya dengan syarat, selama para penguasa tersebut tidak menampakkan kekafiran yang nyata. Allah juga memerintahkan agar kita be
rsabar menghadapi kezaliman mereka dan tetap berjalan di atas As-Sunnah.
Karena barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah dan memberontak kepada penguasanya maka matinya mati jahiliah. Yakni mati dalam keadaan bermaksiat kepada Allah seperti keadaan orang-orang jahiliah.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah bersabda:
“Barang siapa melihat sesuatu yang tidak dia sukai dari penguasanya, maka bersabarlah! Karena barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah sejengkal saja, maka ia akan mati dalam keadaan mati jahiliah.” (Sahih, HR. al-Bukhari dan Muslim)
Ibnu Taimiyah berkata, “Bahwasanya termasuk ilmu dan keadilan yang diperintahkan adalah sabar terhadap kezaliman para penguasa dan kejahatan mereka, sebagaimana ini merupakan prinsip dari prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah dan sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah n dalam hadits yang masyhur.” (Majmu’ Fatawa juz 28, hlm. 179, cet. Maktabah Ibnu Taimiyah Mesir)
Al-Imam an-Nawawi berkata, “Kesimpulannya adalah sabar terhadap kezaliman penguasa dan bahwasanya tidak gugur ketaatan dengan kezaliman mereka.” (Syarah Shahih Muslim, 12/222, cet. Darul Fikr Beirut)
ibnu Hajar berkata, “Wajib berpegang dengan jamaah muslimin dan penguasa-penguasa mereka walaupun mereka bermaksiat.” (Fathul Bari Bi Syarhi Shahihil Bukhari)
Jadi aksi demonstrasi dan membentuk kelompok untuk mengajak lebih banyak orang melakukan protes keras pada pemerintah yang berdampak jatuhnya korban jiwa, dsb tidak dianjurkan oleh islam.
Bukankan tujuan kita hidup di dunia ini untuk beribadah kepada Allah? dan bukankah manusia yang membawa manfaat lebih banyak dengan kehidupannya akan menjadi manusia yang lebih baik?
Jujur saya memang termasuk prihatn dan sedih melihat bagaimana pemerintahan Indonesia saat ini dan males membaca beragam polemik politik yang berhubungan dengan pemerintah namun saya berpendapat bahwa masih ada banyak hal lain yang lebih baik untuk dilakukan daripada mikirin dan protes pada pemerintah.
Terlebih dengan fakta bahwa aksi protes besar-besaran tahun 1998 dulu yang menjatuhkan orde lama ternyata tidak membawa kondisi Indonesia lebih baik, bahkan beberapa mulai berpendapat bahwa Indonesia jaman dulu lebih baik daripada jaman dimana kebebasan berbicara dibuka seperti sekarang ini?
Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dihadapan Allah kelak, maka biarkan itu menjadi urusan pribadi individu-individu yang duduk di pemerintahan dengan Allah.

Wallahualam bi shawab.
Baca Terusannya »»