Laman

Senin, 18 Juni 2012

Kenalilah jenis batuk pada anak dan cara mengatasinya


Bismillah..
 
Batuk pada anak mungkin terlihat seperti penyakit yang ringan, tapi tetap tidak boleh dianggap enteng. Pada dasarnya batuk adalah sebuah refleks yang pusat pengaturannya berada di otak. Refleks batuk juga merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh terhadap benda asing yang masuk ke saluran napas. ketika tersedak, ketika terkena infeksi flu, infeksi saluran pernapasan, lendir yang berlebihan pun akan dibatukkan oleh tubuh. Untuk mengatasi batuk pada anak, sebelumnya kita perlu mengenali dulu apa penyebabnya. Apakah karena asma, bronkiolitis, croup, atau sekadar influenza. Untuk itu sebaiknya kita perlu mengenal jenis2 batuk pada anak, agar kita tahu bagaimana menanganinya dan mengetahui pula kapan sebaiknya kita meminta bantuan medis.

1. Batuk “Menggonggong” atau Menyalak

Batuk seperti ini biasanya disebabkan oleh croup, yaitu suatu peradangan pada larings dan trakea yang dicetuskan oleh alergi, perubahan suhu di malam hari, atau yang paling sering adalah infeksi pernapasan atas akibat virus. Pada anak kecil, saluran napas yang kecil akan semakin menyempit ketika mengalami peradangan. Pita suara pun akan membengkak sehingga anak mengalami kesulitan bernapas. Anak usia kurang dari 3 tahun paling sering menderita croup. Croup dapat muncul mendadak di tengah malam, sehingga orang tua pun khawatir. Walaupun kebanyakan kasus dapat ditangani di rumah, apabila anak dicurigai mengalami croup, hubungilah dokter untuk mendiskusikan kondisinya. Batuk ini disebabkan oleh alergi, perubahan suhu udara dan juga infeksi saluran pernapasan bagian atas. Batuk ini bisa menyerang anak tiba-tiba, khususnya pada malam hari dan menjelang subuh saat anak tidur.

2. Batuk Rejan (Whooping Cough)

Batuk yang kerap diakhiri dengan suara seperti ingin muntah ketika kita mengambil nafas. Batuk seperti ini disebabkan oleh bakteri pertusis, yang dapat menular melalui percikan cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi, yang dapat keluar karena bersin, batuk, atau tertawa. Bunyi “whoop” adalah bunyi yang terjadi setelah batuk, yaitu pada saat anak tersebut berusaha menarik napas dalam setelah batuk terus-menerus selama berberapa kali. Jika anak mengeluarkan bunyi “whoop” (yang terdengar seperti “hoop”) setelah batuk terus-menerus sebanyak beberapa kali, kemungkinan besar ada gejala pertusis (batuk rejan) terutama jika anak anda belum menerima vaksinasi difteri/tetanus/pertusis (DTP/DTaP). Di lain pihak, bayi yang menderita pertusis biasanya tidak mengeluarkan bunyi “whoop” setelah episode batuk yang panjang, tetapi bayi seperti ini dapat kekurangan oksigen atau bahkan berhenti napas karena penyakit ini. Pada bayi dan anak yang masih sangat kecil, pertusis dapat mematikan. Oleh karena itu, segera hubungi dokter.

3. Batuk dengan Mengi

Batuk yang disertai bunyi mengi saat anak mengeluarkan udara napas, ini mungkin menandakan adanya suatu “sumbatan” di jalan napas bawah. Sumbatan ini dapat disebabkan oleh pembengkakan akibat infeksi pernapasan (seperti bronkiolitis atau pneumonia), asma, atau akibat adanya suatu yang tersangkut di jalan napas. Pada keadaan seperti ini, hubungilah dokter, kecuali kalau anak anda sudah sering mengalami masalah ini dan anda telah mempunyai obat, seperti inhaler atau nebulizer, disertai dengan petunjuk penggunaan obat tersebut untuk menangani asma di rumah. Apabila anak tidak membaik dengan pengobatan tersebut, hubungi dokter.

4. Stridor

Berbeda dengan mengi, stridor merupakan suara napas yang berisik dan kasar yang terdengar pada saat anak menghirup napas. Jika terdengar stridor, segera hubungi dokter. Stridor, paling sering disebabkan oleh pembengkakan di jalan napas atas, biasanya akibat croup karena virus. Namun, kadang-kadang dapat juga timbul akibat adanya benda asing yang menyumbat jalan napas atau akibat infeksi yang lebih berat yaitu epiglotitis. Epiglotitis rnerupakan keadaan yang mengancam jiwa, dimana epiglotis mengalami pembengkakan dan menutupi aliran udara ke paru. Penyebab pembengkakan epiglotis yang paling sering adalah adalah infeksi bakteri Haemophilus influenzae tipe B (Hib). Namun, epiglotitis dapat juga timbul karena penyebab lain seperti luka bakar karena air panas, cedera di tenggorokan, dan berbagai infeksi virus dan bakteri.

5. Batuk Mendadak

Jika anak batuk tiba-tiba, mungkin anak tersedak makanan atau minuman masuk  ke saluran napas atau ada sesuatu (misalnya potongan makanan, muntahan, atau mungkin mainan atau uang logam) yang tersangkut di tenggorokannya atau jalan napasnya. Batuk membantu membersihkan dan membebaskan jalan napas dari sumbatan tersebut. Batuk dapat berlangsung hingga semenit atau hanya sebentar saja diakibatkan tenggorokan atau jalan napasnya teriritasi. Jika batuk tidak kunjung reda atau justru menjadi sulit bernapas, hubungi dokter. Jangan membersihkan tenggorokannya dengan jari anda karena dapat mendorong sumbatan yang ada semakin jauh ke bawah ke pipa udara.

6. Batuk Malam Hari

Banyak batuk yang memburuk pada malam hari. Hal ini karena pada saat anak berbaring di tempat tidur, sumbatan pada hidung dan sinus mengalir ke tenggorokan dan menimbulkan iritasi. Keadaan ini umumnya tidak mengkhawatirkan kecuali bila sampai mengganggu tidur si anak. Asma juga dapat mencetuskan batuk malam hari karena jalan napas kita cenderung lebih sensitif dan menjadi lebih mudah teriritasi pada malam hari.












































7. Batuk disertai Pilek (Colds)

Kebanyakan pilek (colds) disertai dengan batuk. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika saat anak anda pilek, ia juga mengalami batuk (kering atau berdahak). Batuk ini biasanya berlangsung selama 1 minggu ketika gejala pilek (colds) lainnya telah mereda.

8. Batuk dengan Demam

Jika anak batuk, dengan demam yang tidak tinggi dan hidung beringus, kemungkinannya adalah ia menderita pilek (colds) biasa. Di lain pihak, batuk yang disertai 39 derajat Celcius atau lebih tinggi dimana anak tampak lesu dan napasnya cepat, pikirkan kemungkinan pneumonia. Pada kasus ini, hubungi dokter sesegera mungkin.


Perawatan dirumah
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membuat anak lebih nyaman saat ia sedang batuk. Namun, konsultasi ke dokter tetap diperlukan pada keadaan-keadaan seperti yang telah dijelaskan di atas.
  • Jika anak menderita asma, pastikan bahwa anda telah menerima petunjuk penanganan asma dari dokter anak. Pantau perkembangan anak dengan seksama selama serangan asma dan berikan obat-obat asma sesuai petunjuk dokter.
  • Jika anak -hidungnya tersumbat, bersihkan hidungnya sebelum memberikan makanannya.
  • Jika anak anda mengalami colds (batuk pilek), beristirahatlah di rumah. Hal ini akan membantu penyembuhannya dan menghindarkan penularan pada orang lain. Ingat, cuci tangan merupakan hal yang penting untuk mencegah penularan.
  • Jika anak terbangun pada malam hari dengan batuk seperti menggonggong, bawa anak ke kamar mandi, tutup pintu, dan putar keran shower air hangat selama beberapa menit hingga memenuhi bathtub. Jika tidak ada shower air hangat, anda dapat memasukkan air panas ke dalam ember dan biarkan ruangan menjadi penuh uap. Duduklah bersama anak di lantai kamar mandi selama sekitar 20 menit. Uap air akan membantu anak bernapas lebih mudah.
  • Bacakanlah buku cerita supaya anak merasa nyaman.
  • Jaga agar lingkungan tetap lembab (AC justru membuat ruangan menjadi kering).
  • Minuman dingin seperti jus dapat memberi rasa nyaman. Hindari minuman bersoda atau minuman asam karena dapat merangsang saluran cerna.
  • Jangan berikan anak (terutama bayi dan anak kecil) obat-obat batuk yang dijual bebas tanpa petunjuk khusus dari dokter.
  • Untuk mengurangi produksi lendir/riak, berikan minum air hangat yang banyak, bila masih bayi gunakan bantal agak tinggi, jangan gunakan obat batuk yg mengandung penekan batuk codein atau dekstrometorfan (DMP)
  • Batuk yang berat pada anak seringkali merangsang refleks muntah. Biasanya, hal ini tidak membahayakan kecuali jika muntah berkelanjutan. Anak yang batuk dengan pilek (colds)/ flu atau asma, bisa muntah apabila lendir mengalir ke lambung dan menyebabkan mual. Perlu diingat, keadaan ini dapat merupakan hal yang biasa dan tidak berbahaya.
  • Sebagai alternatif penyembuhan, bisa menggunakan madu yang khasiatnya sudah diakui para dokter. Selain lebih aman untuk mengatasi batuk pada anak, madu juga lebih efektif daripada dextromethorphan—kandungan utama dalam obat batuk.
  • Lamanya batuk yang diderita si anak juga perlu diwaspadai. Jika batuknya berlangsung hingga 1-2 minggu, harus diperhatikan karena kemungkinan merupakan gejala infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Sedangkan jika lebih dari 2 minggu dianggap sebagai infeksi saluran pernafasan kronik yang harus di konsultasikan pada dokter.
  • Batuk pada anak perlu diwaspadai jika disertai : Demam tinggi sampai 39°C dan lebih dari 3 hari, lesu dan bernapas cepat, dadanya sesak ,bibir wajah dan lidah kebiruan,  berdarah. Segera di periksakan ke klinik kesehatan.
Semoga info ini bermanfaat. Lets to be smarter and wiser moms to our beloved children (n_n)
Wallahu'alam bishowab^^

sources:
http://kidshealth.org/parent/general/eyes/childs_cough.html
http://www.patient.co.uk/health/Coughs-and-Colds-in-Children.htm
raisingchildren.net.au/articles/cough.html
www.mehtachildcare.com/diseases/cough.htm
 www.smallcrab.com/anak-anak/862-sepuluh-jenis-batuk-pada-anak


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar