Laman

Rabu, 16 Mei 2012

Bahaya penggunaan pengawet makanan yg kita konsumsi sehari-hari


Secara tidak kita sadari, kita banyak mengkonsumsi produk makanan yg berpengawet. Apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan zaman hampir semua produk makanan dan olahannya bisa didapatkan secara instan di supermarket2 terdekat. Tanpa kita sadari pula bahaya dari pengawet makanan tersebut yang beresiko terhadap kesehatan kita.

Secara umum bahan tambahan Pangan Pengawet digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi pangan yang mudah rusak. Pencantuman label pada produk pangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.
Label pangan sekurang-kurangnya memuat :
- Nama produk
- Berat bersih atau isi bersih.
- Nama dan alamat pabrik yang
memproduksi atau memasukkan
pangan ke wilayah Indonesia.

Berikut adalah penambahan bahan pengawet alami yang aman:

1. Garam atau NaCl
Telah berabad lampau digunakan hingga saat ini
sebagai bahan pengawet terutama untuk daging dan ikan. Larutan garam yang masuk ke dalam jaringan dan mengikat air bebasnya,sehingga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir.
Produk pangan hasil pengawetan dengan garam dapat memiliki daya simpan beberapa minggu hingga bulan dibandingkan produk segarnya yang hanya tahan disimpan selama beberapa jam atau hari pada kondisi lingkungan luar. Ikan pindang, ikan asin, telur asin dan sebagainya merupakan contoh produk pangan yang diawetkan dengan garam.

2. Gula atau sukrosa
Gula atau sukrosa merupakan karbohidrat berasa manis yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet khususnya komoditas yang telah mengalami perlakuan panas.
Perendaman dalam larutan gula secara bertahap pada konsentrasi yang semakin tinggi merupakan salah satu cara pengawetan pangan dengan gula. Gula seperti halnya garam juga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir. Dendeng, manisan basah dan atau buah kering merupakan contoh produk awet yang banyak dijual di pasaran bebas.

3. Cuka buah atau vinegar
Merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mengawetkan daging, sayuran maupun buah-buahan. Acar timun, acar bawang putih, acar kubis (kimchee) merupakan produk pangan yang diawetkan dengan penambahan asam atau cuka buah atau vinegar.

Sedangkan untuk pengawet makanan berbahan kimia, di indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988 telah mengatur sebanyak 26 jenis bahan pengawet makanan yg diperbolehkan tetapi dibatasi penggunaanya. Jadi, walau diperbolehkan penggunaannya sebaiknya sebagai konsumen kita harus mengetahui bahaya penggunaan pengawet makanan jika pemakaiannya berlebihan.

Berikut adalah pengaruh beberapa bahan pengawet makanan
terhadap kesehatan :

  1. Ca benzoat : terdapat pada Sari buah, minuman ringan, minuman anggur manis, ikan asin. Dapat menyebabkan reaksi merugikan pada asmatis dan yang peka terhadap aspirin
  2. Sulfur dioksida (SO ) : terdapat pada Sari buah,cider, buah kering, kacang kering, sirup, acar. Dapat menyebabkan pelukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik,kanker dan alergi.
  3. K-nitrit : terdapat pada Daging kornet, daging kering, daging asin, pikel daging. Dapat mempengaruhi kemampuan sel darah untuk membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas dan sakit kepala, anemia, radang ginjal, muntah.
  4. Ca- / Na-propionat : terdapat pada Produk roti dan tepung. menyebabkan Migrain, kelelahan, kesulitan tidur.
  5. Na-metasulfat: terdapat pada Produk roti dan tepung. Menyebabkan Alergi kulit.
  6. Asam sorbat : terdapat pada Produk jeruk, keju, pikel dan salad. Dapat menyebabkan Pelukaan kulit.
  7. Natamysin : terdapat pada Produk daging dan keju. Dapat menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan pelukaan kulit.
  8. K-asetat : terdapat pada Makanan asam. Dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal.
  9. BHA : terdapat pada Daging babi segar dan sosisnya,minyak sayur, shortening, kripik kentang, pizza beku, instant tea. Menyebabkan penyakit hati dan kanker.


Jadi, dengan mencermati kemungkinan gangguan kesehatan. Maka FDA mensyaratkan kepada produsen pangan untuk membuktikan bahwa pengawet yang digunakan
aman bagi konsumen dengan mempertimbangkan :
  • Kemungkinan jumlah paparan bahan pengawet pada konsumen sebagai akibat mengkonsumsi produk pangan yang bersangkutan.
  • Pengaruh komulatif bahan pengawet dalam diet.
  • Potensi toksisitas (termasuk penyebab kanker) bahan pengawet ketika tertelan oleh manusia atau binatang.

Namun demikian buat kita sebagai konsumen sebaiknya perlu memperhatikan hal-hal
penting dalam memilih produk makanan yang mengandung bahan pengawet.
Berikut tipsnya :
  • Pilih pengawet yang benar/yang diijinkan untuk dalam pangan serta telah terdaftar di Badan POM RI.
  • Bacalah takaran penggunaannya pada penandaan/label.
  • Membaca dengan cermat label produk pangan yang dipilih/dibeli.
  • Mengkonsumsinya secara cerdas produk pangan yang menggunakan bahan pengawet dengan membatasi penggunaannya tiap hari.
  • Lebih banyak menggunakan makanan yg diolah sendiri secara alami dan tanpa menggunakan bahan pengawet.

Semoga bermanfaat (n_n)


* from various sources*
posted from Bloggeroid


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar